Minggu, 31 Januari 2021

Degree of Comparison #1

 Materi ini bertujuan untuk membandingkan ukuran, besaran ataupun sifat sesorang atau sesuatu antara satu dan yang lainnya. Ada 3 jenis perbandingan seperti ini;

A. Positif degree

    Perbandingan ini menggambarkan bahwa suatu hal memilik nilai yang setara atau sama dengan yang lainnya. Contoh dalam B. Indonesia;

    - Andi sama pintarnya dengan Budi.

    Ketika akan dirubah kedalam B.Inggris kita bisa menggunakan rumus Andi + is+as+smat(pintar)+as+Budi. Hasilnya menjadi Andi is as smart as Budi.

    - Kuda sama cepatnya dengan rusa

    Ketika akan dirubah kedalam B.Inggris menjadi The horse is as fast as the dear.

B. Comparative degree

    Perbandingan ini menggambarkan bahwa sesuatu mempunyai sifat lebih dari yang lainnya.

    - Anjing lebih besar dari kucing

    Kita rubah menjadi The dog is bigger than the cat

Jadi kita menambahkan akhiran -er di ujunng kata big (besar) dan menambahkan kata than (dari pada) setelah kata lebih besar.

    - Anto lebih tinggi daripada Udin

    Kita rubah menjadi Anto is taller than Udin

C. Superlative degree

    Perbandingan ini menggambarkan sesuatu atau sesorang merupakan yang paling menonjol dibandingkan yang lainnya. Yang lainnya disini harus lebih dari satu orang atau satu jenis. Contoh:

    - Rudi adalah siswa yang paling pintar di kelas.

        Kita rubah menjadi Rudi is the smartest student in the class.

Kita menambahkan akhiran -est setelah kata smart (pintar) dan menambahkan dimana dia merupakan siswa yang paling pintarnya yaitu di kelas (In the class)

    - Singa adalah hewan yang paling buas di hutan

Kita rubah menjad The lion is the wildest animal in the jungle.

Kita menambahkan akhiran -est setelah kata wild (buas) dan menambahkan dimana dia merupakan hewan yang paling buas yaitu di hutan (in the jungle)

    Jika ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar!

Apa budaya positif di kelas?

 



Budaya positif adalah suatu suasana atau keadaan yang bisa mendukung terciptanya lingkungan yang nyaman demi mencapai suatu tujuan. Budaya positif perlu diciptakan di sekolah demi terciptanya tujuan sekolah. Pencapaian tersebut bisa dilakukan dimulai dari diciptakannya budaya positif tersebut di kelas. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam menciptakan hal tersebut, diantaranya adalah:

A. Hubungan pendidik dan peserta didik

    Hubungan yang dimaksudkan adalah bukan hanya secara profesionalisme tetapi juga hubungan secara batin. Hal tersebut bisa lebih berpengaruh pada suatu kondisi yang akan dicapai. Motivasi yang terpenting perlu ditumbuhkan adalah motivasi instrinsik yang bisa bertahan lama secara konsisten dalam diri seseorang. Oleh karena itu hubungan pendidik dan peserta ddidik harus diciptakann sedemikian rupa agar tercipta hubungan seperti oranng tua dan anak.

B. Mengedepankan saling menghargai dan mengakui

    Terkadang suasana di kelas tidak nyaman karena kurangnya rasa saling mengharga dan mengakui. Rasa terseebut dianggap penting demi mewujudkan perasaan nyaman dalam proses melakssanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Peserta didik ingin juga dilibatkan dalam menentukan alur pembelajaran karena mereka juga terlibat dalam kegiatan tersebut. Penentuan peraturan kelas secara sepihak akan mengikis rasa salin g menghargai dan diakui. Berkolaborasi secara dua arah antara pendidik dan peserta didik dengan cara berdiskusi akan menumbuhkan rasa nyaman dalam belajar.

C. Selalu mengedepankan keteladanan

    Sifat keteladanan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan sekarang ini. Jarangnya ada sosok yang bisa ddijadikan contoh yang konsisten dalam berprilaku yang baik membuat para peserta didik cendrung memiliki rasa berontak dalam hati mereka. Para pendidik sebagai penuntun dan panutan seebaiknya mulai secara konsisten memperlihatkan laku yang baik sesuai kesepakatan yang telah dibuat bersama.

D. Menciptakan pemikiran yang selalu positif

    Pemikiran tersebut adalah modal seseorang untuk melakukan suatu proses kemajuan. Tugas pendidik adalah menjadi teladan mencontohkan aplikasi dari konsep tersebut dengan cara selalu memandang setiap laku yang kurang baik oleh peserta didik bukan seutuhnya suatu kesalahan mereka. Ada banyak kontribusi dalam timbulnya hal tersebut termasuk pendidik itu seendiri. Oleh karena itu pemikiran positif perlu diterappkan di lingkungan sekolah agar tercipta budaya positif.




Kamis, 28 Januari 2021

Latar belakang penggunaan permainan tradisional sebagai media pembelajaran yang komplit

 

Artikel Refleksi Aksi Nyata Inovasi Budaya Positif

A.    Latar Belakang Situasi yang Dihadapi

Budi pekerti siswa yang menurun sangat menjadi dasar sulitnya tercapai tujuan pembelajaran yang telahh ditetapkan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa di kelas. Ada banyak unsur yang menyebabkan hal tersebut terjadi di lingkungan sekolah diantaranya masih adanya unsur tuntutan, hukuman dan keterpaksaan dalam proses belajar mengajar di kelas. Faktor-faktor tersebut membuat ikatan batin antara siswa dan guru menjadi kurang baik sehingga tidak tercipta budaya yang positif baik di kelas maupun di sekolah. Oleh karena itu inovasi pembelajaran guna menumbuhkan motivasi siswa dan menciptakan budaya positif di kelas dan di sekolah sangat dibutuhkan.

B.     Deskripsi aksi nyata yang akan dilakukan

Rencana-rencana aksi nyata dan inovasi yang akan dilakuka diantaranya adalah:

Ø  Bekerja sama secara bergotong royong antara sekolah dan orang tua siswa dalam hal ini bisa diwakili oleh komite sekolah untuk berdiskusi membahas peraturan yang akan diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi instrinsik siswa dan rasa nyaman siswa dalam belajar. Membuat peraturan di awal tahun sangat perlu didiskusikan bersama agar ssemua pihak tidak hanya sekolah ikut bertanggung jawab dan mengawal segala peratura-peraturan yang telah disepakati dan akan diterapkan di sekolah. Ketika terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tidak diinginkan, bukan hanya pihak sekolah yang bertanggung jawab tetapi semua pihak yang terlibat yang akan mencari solusi terbaik akan hal tersebut.

Ø  Berkolaborasi dengan teman sejawat menyepakati dan mengaplikasikan rencana pembelajaran yang menyenangkan dengan memasukan unsur permainan tradisional sebagai media belajar. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan coba diterapkan secara serentak supaya bisa menjadi perubahan nyata dalam memotivasi siswa menjadi aktif dan kritis. Hal-hal tersebut perlu disepakati bersama oleh para guru agar semuanya mempunyai satu pandangan dalam melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan pada siswa.

Ø  Melakukan diskusi dua arah dengan siswa untuk membuat dan menyepakati kesepakatan kelas guna membangun budaya positif di kelas demi tercapainya tujuan pembelajaran. Hal tersebut sangat perlu dilakukan bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang sudah mereka buat dan sepakati. Selain itu diharapkan seluruh siswa bisa mematuhi kesepakatan kelas yang telah mereka buat dan sepakati bersama-sama dan tidak merasa dituntut dan dipaksa untuk melaksanakannya.

Ø  Mensosialisasikan permainan-permainan tradisional dan kebermanfaatannya dalam proses pembelajaran. Sebagian besar warga sekolah belum mengetahui keebermanfaatan permain tradisional terhadap tumbuh kembang anak dalam karakter dan motivasi instrinsik siswa. Tujuan untuk mensosialisasikan kebermanfaatan permainan tradisional adalah memberikan wawasan akan manfaat penggunaan permainan tradisional dalam proses pembelajaran. Selain itu permainan terseebut sebagai benteng tradisi mengimbangi kemajuan zaman.

Ø  Memperbanyak diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah mengenai perkembangan sifat siswa. Tujuan utama dari inovasi pembelajaran yang akan dilakukan adalah membuat perubahan pada sifat dan budi pekerti siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu hal-hal  yang berkaitan perlu sering dipantau dan didiskusikan secara berkala agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.

 

C.     Hasil dari aksi nyata

Hasil nyata yang didapatkan setelah dilakukan perubahan-perubahan tersebut adalah terciptanya budaya yang positif di kelas dan di sekolah yang akan merubah budi pekerti siswa mennjadi lebih baik dalam arti lebih aktif dan antussian dalam belajar, memiliki sifat tanggung jawab yang tinggi, kreatif berinovasi, mandiri dalam belajar beserta mempunya ketaqwaan yang tinggi terhadap Tuhan Y.M.E yang bisa membuat mereka berguna untuk diri sendiri dan orang-orang disekitar mereka. Di kelas, siswa menjadi antusias an merassa senang dan nyaman dalam belajar. Di Masyarakat siswa menjadi pribadi yang mempunyai karakter pelajar pancasila.

 

D.    Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Mecari dukungan dari pihak terkait tidak mudah untuk dilakukan. Mendapatkan surat resmi dukungan dari pihak yang berwenang memerlukan usaha dan penjelasan yang maksimal. Selain itu membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi tidak lah mudah. Siswa adalah manusia yang memiliki bakat alam yang tidak mudah untuk dirubah dalam waktu yang sagat singkat. Membutuhkan waktu  yang tidak singkat untuk melakukan itu semua. Siswa tidak bisa langsung berubah menjadi pribadi yang diharapkan. Hal yang menggembirakan adalah antusiasme warga sekolah menerima inovasi ini dan sangat tertarik terhadap pengaruh permainan-permaianan tradisional yang selama ini tidak dilirik sama sekalai sebagai media pembelajaran yang sangat menarik. Selain itu kebersamaan semakin terjalin karena dalam proses pelaksanaan inovasi pembelajaran ini selalu dilakukan secara bersama-sama.

E.     Rencana perbaikan di masa mendatang

Setiap inovasi yang dilakukan dalam segala hal selalu membutuhkan perbaikan dalam segala tahapan yang belum tercapai secara maksimal. Dalam hal ini menuntun siswa menjadi pribadi  yang lebih baik belum terlihat maksimal. Hal tersebut harus terus diusahakan secara terus menerus supaya tercapai. Guru sebagai pamong harus direalisasikan. Untuk itu akan secara berkala dilaksanakan sosialisasi tentang guru sebagai pamong dan orang tua untuk siswa selama di kelas. Untuk kedepannya, diusahakan akan diadakan semacam diskusi dengan mengundang pembicara dari sekolah yang sudah melaksanakan sistem among yang bertujuan untuk memberi pemahaman lebih dalam kepada warga sekolah tentang system among di sekolah. Ketika sudah benar-benar paham bisa dilaksanakan di sekolah dengan sangat baik sehingga bisa merubah budi pekerti siswa dan menciptakan budaya positif antara guru dan siswa.

 

 

 

F.      Dokumentasi

 

Sosialisai secara virtual membuat kesepakatan kelas dengan siswa

Sosialisasi bersama warga sekolah mengenai budaya positif di sekolah

 

Penandatanganan keseepakatan penjaminan  mutu sekolah sebagai salah satu upaya inovasi pembelajaran

 

 

 

 

 

 

 

Rencana Aksi Nyata Menggunaka Permainan Tradisional Pada Pembelajaran di Sekolah

 

Tindakan  Aksi Nyata

 

Judul Aksi Nyata        : Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyediakan lingkungan yang bermakna dan menjadikan permainan tradisional sebagai media pembelajaran

 

A.    Latar belakang

            Motivasi siswa yang menurun saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar menjadi landasan rencana rancangan tindakan aksi nyata ini. Siswa yang cendrung merasa cepat bosan saat belajar dikelas memiliki beberapa alas an diantaranya situasi dan lingkungan belajar yang membosankan dan cara mengajar guru yang monoton. Selain itu sebagian besar siswa sangat merindukan permainan-permainan tradisional yang sudah hamper tidak pernah dimainkan. Kemajuan tekhnologi membuat mereka terbawa arus yang tidak tersaring.

B.     Deskripsi aksi  nyata

Aksi nyata ini mulai direalisassikan berdasarkan pada rancangan aksi nyata yang sudah di dibuat sebelumnya. Setelah melakukan diskusi dengan pembimbing dengan seksama, melakukan perbaikan-perbaikan dan berkoordinasi dengn kepala sekolah dan teman sejawat, aksi nyata mulai direalisasikan di lingkungan sekolah. Dukungan  kepala sekolah sangat berarti dalam merealisasikan aksi nyata ini. Setelah diskusi, aksi nyata mulai langsung dijalankan dengan meninjau lahan yang akan digunakan dan mendesign menjadi taman bermain tradisional.

C.     Hasil aksi nyata

Beberapa aksi nyata yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:

·         Bekerjasama dengan kepala sekolah  untuk mendiskusikan tempat pembuatan taman bermain tradisional

·         Membuat spanduk untuk melengkapi design lapangan tradisional

·         Bekerjasama dengan teman sejawat membuat beberapa peralatan pendukung untuk memfasilitasi siswa bermain

·         Bekerjasama dengan warga sekolah merapihkan lapangan bermain

·         Mengajak dan  memperkenalkan  permainan tradisional pada beberapa siswa

 

D.    Pemelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Ada beberapa  tantangan  yang terjadi dalam proses aksi nyata program  ini. Salah satunya adalah membuat dan mendesign lapangan bermain yang memerlukan waktu dan dana. Oleh karena itu untuk mendapatkan dana harus melakukan prosedur yang memakan waktu juga. Selain itu sosialisasi permainan tradisional ini pada siswa juga memerlukan waktu karena ternyata sekarang ini sebagian besar dari mereka tidak  mengenal permainan-permainan tradisional.

E.     Rencana perbaikan di masa dating

Untuk menyempurnakan aksi nyata di masa datang akan dilakukan perbaikan-perbaikan seperti memperbanyak sosialisasi permainan tradisional pada siswa dan teman sejawat. Selain itu pembuatan proposal untuk meminta bantuan dana akan ddipercepat prosesnya sehingga taman bermain tradisional ini cepat terealisasi dengan sesuai rencana.

F.      Dokumentasi proses dan hasil perencanaan (Terlampir)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

Proses perencanaan, pembuatan dan pengenalan taman bermain permainan tradisional

 


Permainan Tradisional sebagai media pembelajaran yang memenuhi segala kebutuhan peserta didik

 Permainan tradisional daerah yang kerap jarang sekali ditemukan keberadaannya sekarng ini sebenarnya adalah media yang bisa digunakan oleh para pendidik untuk memenuhi segala kebutuhan para peserta didik dalam mengembangkan bakat alamiah mereka. Beberapa keunggulan yang bisa di dapat dari menggunnakan permainan tradisional daerah sebagai media diantaranya:

A. Meningkatkan motivasi instrinsik peserta didik

    Telah dibahas sebelumnya bahwa bakat alami peserta didik adalah bermain. Ketika mereka merasa tertekan dalam kondisi lingkungan belajar yang penuh dengan tuntutan dan paksaan maka motivasi instrinsik mereka akan menurun. Selain itu, jarangnya penggunaan metode ajar bermain selama ini membuat bakat alam peserta didik terkurung sehingga akan timbul dampak-dampak yang tidak diinginkan selama proses belajar mengajar di kelas. Dengan menggunakan permainan tradisional sebagai media pembelajaran maka akan terpenuhi bakat alam bermain peserta didik sehingga mereka tidak ada rasa terpaksa dan senang melakukan proses belajar mengajar di kelas. Hasilnya motivasi instrinsik peserta didik akan meningkat.

B. Media yang bisa digunakan dalam segala kondisi sekolah

    Kurangnya sarana dan prasarana kerap sekali dijadikan sebagai kambing hitam dalam melaksanakan proses belajar yang menyenangkan. Permainan tradisional yang tidak memerlukan biaya dan sarana yang berlebihan hadir sebagai solusi dalam menciptkan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan. Peralatan dan sarananya pun bisa dibuat bersama-sama dengan peserta didik yang akan menumbuhkan rasa kekeluargaan antara pendidik dan peserta didik itu sendiri.

C. Memenuhi berbagai gaya belajar peserta didik

    Peserta didik pada dasarnya memiliki berbagai gaya belajar pada setiap individunya. Ada yang mempunyai gaya belajar audio, visual, audio visual, kinestetik dan lain lain. Sebagian besar permainan tradisional mengandung gaya-gaya belajar tersebut. Sebagai contoh pada permainan Enggrang, peserta didik mengalami gaya belajar kinestetik, audio, visual dan audio visual yang bisa dirancang oleh pendidik sesuai dengan bahan ajar.

D. Sebagai benteng kebudayaan

    Kemjuan suatu bangsa bisa dilihat dari kebudayaan aslinya sebenarnya. Dengan menggunakan permainan tradisional sebagai media pembelajaran yang sering digunakan di sekolah, secara tidak langsung menjaga tradisi ddan budaya asli daerah yang hampir tergerus oleh keemajuan zaman dan tekhnologi pada sekarang ini.

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata Menerapkan Budaya Positif

 

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata Menerapkan Budaya Positif

Latar belakang

Pergeseran budaya yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan komunikasi cendrung bergeser kea rah negative. Para warga sekolah mulai melupakan budaya positif dan filosofi dasar yang menganggap bahwa setiap orang memiliki potensi yang harus digali dan dituntun dalam perkembangannnya.

Tujuan

Tujuan dari rancangan tindakan ini adalah untuk menstimulus kembali lahirnya budaya positif di sekolah melalui cara pandang yang positif dan mengedepankan gotong royong yang menjadi warisan bangsa.

Tolok Ukur

Ketika sebagian besar warga sekolah telah bisa memanfaatkan setiap kekuatan yang ada untuk mengatasi segala tantangan dan memandang segala sesuatu bukan sebagai kelemahan, maka tindakan ini bisa dinilai telah berhasil.

Linimasa tindakan yang akan dilakukan

-      Membuat kesepakat kelas melalui pembahasan bersama dengan siswa di kelas

-      Membuat kesepakatn sekolah yang dibahas bersama warga sekolah dan komite sebagai perwakilan orang tua siswa

-      Membuat berbagai macam poster yang berisi kalimat-kalimat positif yang bertujuan merubah cara pandang warga sekolah terhadap diri masing-masing dan juga orang lain.

-      Menempelkan poster-poster tersebut di lokasi yang strategis di sekolah sehingga bisa terus mengingatkan dan memacu warga sekolah meningkatkan motivasi instrinsik mereka dalam melakukan perubahan yang positif.

Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melaksanakan aksi nyata ini dibutuhkan dukungan baik secara tertulis maupun aksi nyata dari kepala sekolah, teman sejawat dan komite  sekolah. Dukungan kepala sekolah dibutuhkkan untuk memberikan izin dan fasilitas segala kebutuhan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan aksi nyata. Teman sejawat sangat dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan aksi nyata sebagai rekan untuk bekerja sama.

 


Budaya Positif Sebagai Suasana Nyama di Sekolah

 


Pentingnya kerjasama antara pemangku kepentingan

 PEMETAAN KEKUATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

No.

Pemangku kepentingan

Kekuatan untuk mewujudkan visi

Peran dalam mewujudkan visi

1

Siswa

Siswa yang memiliki motivasi yang baik bisa dijadikan teladan dan contoh untuk siswa yang lainnya agar mengikuti

Siswa yang dinilai sudah mempunyai motivasi instrinsik yang baik bisa dijadikan pamong temannya sendiri baik dalam pembelajaran maupun kegiatan positif lainya

2

Teman sejawat

Bekerja sama ikut menjadi teladan dan mendorong siswa membentuk lingkungan dan budaya postif di sekolah

Mendukung dan berkolaborasi dengan ikut berpartisipasi aktif dalam menuntun siswa mewujudkan visi dalam membentuk lingkungan dan budaya positif di kelas dan di sekolah

3

Staff sekolah

Membantu dalam mendukung pembuatan administrasi dalam segala proses kegiatan pengadministrasian

Berkolaborasi dalam hal adminitratif secara berkesinambungan demi mewujudkan visi

4

Kepala sekolah

Memberi dukungan administrative, managerial dan legalitas terhadap segala proses mewujudkan visi

-          Memberi dukungan dengan membuat surat resmi pemberian wewenang

-          Membantu mengajak seluruh warga sekolah mendukung program yang bisa mewujudkan visi

-          Memfasilitasi segala kegiatan yang bisa mempermudah mewujudkan visi

5

Komite sekolah

Mendukung secara administrative dan tindakan sebagai wakil dari orang tua

-          Memberi dukungan secara resmi secara administrative

-          Membantu secara aktif dalam ikut serta membimbing siswa mewujudkan visi

6

Dinas terkait

Memberi legalitas secara administrative dan memberi dukungan fasilitas

-          Medukung dengan mengeluarkan SK sebagai legalitas untuk membantu ruang gerak mewujudkan visi

-          Memberi fasilitas yang mendukung dalam mewujudkan visi


Penerapan Filosofi Pembelajaran KI Hajar Dewantara DI sekolah

 


Paradigma Inquiri Apresiatif; Mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

 

Inkuiri Apresiatif merupakan cara pandang yang memfokuskan hanya pada kekuatan atau hal yang positif yang bertujuan untuk mereformasi kelemahan menjadi keekuatan. Semua hal yang terwujudkan dan terlihat adalah hal yang positif yang bisa membangun reformasi perubahan yang possitif.

Kaitannya dengan filosofi pembelajaran Ki hajar Dewantara adalah penggunaan cara pandang Inkuiri Apresiatf membuka peluang seluas luasnya untuk mengembangkan dan memberi jalan pada bakat alam peserta didik tanpa memaksakan atau menilai seecara sepihak akibat dari suatu tindakann yang terlihat. Selain itu juga Inquiri apresiatif membuka seluas-luasnya pemanfaatan tekhnologi dan informasi akbiat perkembangan zaman yang terus berkembang. Paradigma ini menuntun pada meilhat perkembangan zaman sebagai hal yang positif yang bissa dimanfaatkan untuk perubahan yang positif.

Pendidik diharapkan bisa berperan menjadi penuntun dan panutan baik bagi peserta didiknya maupun teman sejawatnya. Pada peserta didik, pendidik dapat menggunakan paradigm inkuiri apresiatif untuk menumbuhkan bakat alam dan memanfaatkan perkembangan zaman untuk membuat perubahan pendidikan yang positif.

Paradigma inkuiri apresiatif bisa dimanfaatkan salah satunya untuk mengebangkan dan menuntun bakat alam peserta didik dengan menumbuhkan motovasi intrinsic mereka. Pendidik selalu mengangap bahwa peserta didik tidak ada yang bodoh hanya cara pendidik menyampaikan pendidikan yang harus tepat dengan keebutuhan peeserta didik itu sendiri. Selain itu penddidik juga menuntun peserta didik bagaimana memanfaatkan TIK ddalam pembelajaran contohnya dalam mencari materi dan presentasi.

Prilaku yang mencerminkan paradigma IA di kelas

      Selalu berfikir positif dalam segala keadaan

      Selalu berpikir solutif

      Melakukan refleksi di akhir pembelajaran

      Membiasakan dan menumbuhkan rasa empati antar sesama

      Mengajarkan berbagi (Pembiasaan  dengan memberikan bantuan pada sesama yang membutuhkan)

      Mengadakan kunjungan pada panti jompo dan anak yang sudah tidak punya orang tua serta anak yang berkebutuhan khusus`

      Mengundang alumni sebagai motivator

 


Mencapai Visi Murid yang Merdeka Sesuai Dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

 

Cara mencapai visi murid merdeka:
1. Membuat kesepakatan kelas awal
2. Merancang RPP yang menyenangkan dan variatif dalam penggunaan model pembelajaran
3. Memberikan pengalaman belajar langsung  (Contextual) sehingga pembelajaran menjadi bermakna
4. Guru mampu mengajar sesuai bakat anak
5. Guru menjadi teladan dengan menunjukan sikap among (Sebagai orang tua)
6. Anak menyampaikan tugas dalam berbagai karya (Video, puisi, komik dll)
7. Memadukan budaya lokal ke dalam proses pembelajaran


Filosofi Ki Hajar Dewantara; Budaya Sekolah Sebagai Kekuatan menghadapi Tantangan di Sekolah

 

Banyak sekali hal-hal positif pemikiran tentang filolosofi pendidikan yang diutarakan Ki Hajar Dewantara. Salah satu hal yang sangat positif adalah menyatukan budaya disekitar lingkungan seekolah kedalam proses belajar mengajar. Hal tersebut ditujukan untuk mengajak tidak hanya warga sekolah tetapi juga warga masyarakat di lingkungan sekitar sekolah untuk ikut serta berperan aktif mewujudkan suatu budaya positif di lingkungan sekolah dan di lingkungan sekitarnya. Salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh Ki Hajar Dewantara dari tujuan pembelajaran itu sendiri adalah menjadikan siswa menjadi pribadi yang bisa bermanfaat dan berguna untuk masyarakat sekitarnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kebudayaan yang positif daerah sekitar lingkungan sekolah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. 

Budaya religi perlu digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Di daerah saya cukup banyak pendidikan non formal keagamaan yang menunjang terwujudnya tujuan pendidikan. Saya bisa menggunakan kebudayaan religi untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah dalam hal perwujudan motivasi positif internal dari siswa.

Sebagai contoh adalah karena 100% siswa di sekolah saya adalah beragama Islam maka sebelum pembelajaran berlangsung biasanya siswa dituntun untuk membaca beberapa ayat dari Al-Qur’an selama kurang lebih 10 menit. Hal tersebut bertujuan agar selama pembelajaran beerlangsung mereka diirriingi oleh semangat kerohanian yang positif yang bisa menjaga mereka melakukan hal-hal atau tindakan-tindakan yang tidak diinginkan. Selain itu, ketika waktu beribadah telah tiba, para guru juga menuntun para siswa untuk melakukan ibadah bersama-sama agar terjalin nilai kebersamaan dan toleransi yang tercipta diantara guru dan diantara siswa. Setiap hari Jum’at tiba, siswa dan guru bersama-sama melakukan kegiatan kerohanian lainnya seperti mendengarkan tausiyah atau ceramah dari tokoh atau pemuka agama di sekitar lingkungan sekolah. Selain dari tokoh atau pemuka agama, tidak jarang juga guru dan siswa ikut serta mengisi ceramah dalam kegiatan tersebut. Topik yang dipilih untuk ceramah tersebut adalah motivasi-motivasi yang positif untuk membangkitkan motivasi instrinsik dari dalam diri siswa dan guru. Seluruh rangkaian kegiatan kerihanian tersebut digunakan karena para siswa di SMPN 2 Leuwisadeng sebagian besar juga belajar di pendidikan non formal keeagamaan (pesantern) yang berlokasi di sekitar sekolah. Situasi yang sangat positif tersebut sudah menjadi budaya di lingkungan Leuwisadeng. Diharapkan dengan dipadukannya budaya positif tersebut di dalam kegiatan pembelajaran di sekolah akan membuat segala tujuan pembelajaran disekolah tercapai dengan maksimal.

Program pembiasaan budaya religi yang diterapkan di sekolah memang tidak mudah. Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru dan sekolah. Sebagai contoh adalah siswa yang juga menempuh pendidikan non formal di lembaga religi atau pesantren kadang cepat merasa lelah ketika mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut dikarenakan mereka setelah pulang sekolah dan ssebelum berangkat sekolah mengikuti kegiatan religi terlebih dahulu di pesantren. Tantangan tersebut diatasi oleh sekolah dan guru dengan berdiskusi bersama penyelenggara pendidikan di pesantren mengenai jadwal pembelajaran. Hasilnya pihak sekolah dan pesantren mendapatkan solusi yaitu penyesuaian porsi belajar siswa di pesantren. Dalam artian bahwa untuk siswa yang akan melakukan kegiatan belajar di sekolah tidak terlalu mendapatkan porsi belajar yang padat di pesantren. Hal tersebut diharapkan bias menjaga stamina dan konsentrasi siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Mewujudkan Kesepakatan Kelas Bersama Siswa Guna Menumbuhkan Tanggung Jawab dan Mandiri

 

Langkah-langkah kesepakatan kelas yang saya rancang bersama dengan para siswa dikelas daring saya antara lain:

1.      Menjelaskan terlebih dahulu tujuan dengan dibuatnya kesepakatan kelas

2.      Membahas bersama-sama konsekuensi yang akan diterapkan ketika kesepakatan kelas dilakukan ataupun dilanggar.

3.      Kesepakatan kelas memuat hal-hal positif yang bisa membangun budaya positif di kelas

4.      Menyepakati bersama hal-hal yang akan dicantumkan dalam kesepakatan kelas yang akan disepakati.

Tindakan yang saya lakukan ketika proses pembahasan kesepakatan kelas pada siswa adalah menuntun mereka berkontribusi aktif untuk turut serta mengeluarkan pendapat mereka terhadap suasana kelas yang nyaman guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut tidak mudah karena pada awalnya mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kesepakatan kelas. Setelah saya menjelaskan tentang kesepakatan kelas dan tujuan dibuatnya, mereka perlahan-lahan berani mengelluarkan pendapat mereka  masing-masing. Contoh percakapan saya dengan beberpa murid:

Guru                :  Anak-anak apakah kalian pernah mendengar tentang kesepakatan kelas?

Murid-murid   : (Diam) Tidak ada yang menjawab?

Guru                : Coba Ikhsan (salah satu murid), apakah kamu tahu apa itu kesepakatan kelas?

Ikhsan             : Tidak tahu pak.

Guru                : Baiklah, bapak akan coba jelaskan apa itu kesepakatan kelas dan tujuannya. (guru langsung menjabarkan kesepakatan kelas dan tujuannya)

Guru                : Sekarang apakah kalian mengerti tentang kesepakatan kelas?

Murid-murid   : Mengerti pak

Guru                : Baiklah sekarang kita akan membahas tentang kesepakatan kelas yang akan kita sepakati (Pembahasan pun berjalan dengan upaya guru menuntun murid unntuk mengungkapkan pendapat dan ide mereka.

Guru                : Bagaimana kelas impian kalian?

Murid              : Tidak membosankan, boleh minum dan ngemil, tidak banyak tugas dan PR.

Guru                : Ok bagus sekali, selain itu apalagi supaya kalian ketika belajar merasa nyaman?

Murid              : Tidak saling mengganggu sesama pak.

Ketika kesepakatan kelas telah dibuat, respon siswa sangat kaku sekali. Suasana kelas menjadi sepi seakan-akan mereka dibayang-bayangi oleh suatu aturan yang mereka buat sendiri. Tantangannya adalah membiasakan siswa beraktivitas seperti biasa tanpa merasa tertekan dan tertuntut oleh peraturan atau kesepakatan kelas yang mereka buat dan sepakati bersama. Mungkin karena pembelajaran yang dilakuakn secara daring sehingga siswa tidak bisa sepenuhnya terkontrol secara emosi oleh guru.

Short Functional Text #Short Message

 Short message is one of the short functional text that show short information from the sender to certain person.  The example  of short mes...